Senin, 22 Desember 2008

pelatihan Lapangan 1.. PL1

REVISI/PL1/Wawancara/A/2008 Eka Harumi Sediaswati

210110070090

Ahli Gizi Fakultas Kedokteran UNPAD, Dr Nuraisiah SpGK

Bahan-Bahan Makanan Pemicu Kanker

Beberapa jenis bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat di Tanah Air ternyata berisiko tinggi memicu tumor ganas atau kanker. Untuk mencegah serangan-serangan penyakit yang mematikan itu, masyarakat hendaknya mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang serta menu bervariasi. Selain bahan makanan, genetik atau keturunan dan juga faktor lingkungan pun mampu memicu kanker itu bertumbuh. Tetapi, nyatanya makanan tetap menjadi pembunuh nomor satu sebagai pemicu kanker (Kompas, 3/11).

Jenis bahan makanan tersebut pastilah mengandung zat-zat kimia berbahaya yang terkandung pada bahan-bahan makanan seperti sayur-mayur akibat penggunaan pestisida, kuman-kuman pada air minum dan pemakaian minyak goreng yang berulang-ulang. Bahan makanan tersebut sangatlah berpotensi sebagai pemicu kanker. Jika dari diri kita sendiri tidak berusaha sadar untuk menerapkan pola hidup sehat, maka jelas potensi penyakit kanker itu akan ada dan sangat besar. Jika tak ada usaha menghindari pencegahan penyakit mematikan ini, maka tingkat kematian akibat kanker akan semakin tinggi, begitu pula dengan biaya terapi yang sangat mahal akan menghambat penyembuhan. Kanker itu sendiri merupakan penyakit genetika atau keturunan. Jadi terhadap yang mempunyai kanker menjaga pola makan yang seimbang sangatlah dibutuhkan.

Apakah pihak kedokteran sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengobati penyakit kanker ini? Sejauh mana pengobatan yang telah dilakukan oleh kedokteran? Apa tanggapan dokter gizi mengenai ini?

Untuk menjawab masalah yang sangat serius ini, wartawan Jatinangor, Eka Harumi Sediaswati mewawancarai Dr Nuraisiah selaku pakar Gizi pada Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK UNPAD) Jatinangor, di sebuah restaurant fast food, Jatos, Jl. Raya Bandung Sumedang, Jatinangor, Jumat (14/11) pukul 11.30 siang. Pakar gizi yang bertempat tinggal di Jl. Karang Arum No. 312 Sukajadi, Bandung, juga pernah melakukan riset yang berkaitan dengan obesitas. Dr Nuraisiah SpGK (Spesialis Gizi Klinik) ini selain sebagai pakar gizi, ia juga berprofesi sebagai dosen pengajar pada mata kuliah Ilmu Gizi tingkat 4 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jurusan Ilmu Gizi.

Berikut petikan wawancara dengan Dr Nuraisiah.

Bahan makanan apa saja yang mengandung pemicu kanker?

Yang saya alami itu dan saya ketahui seperti penggunaan minyak goreng yang berulang-ulang, makanan kaleng yang berisi komposisi zat pengawet yang melebihi batas dosis tertentu pasti dapat memicu timbulnya kanker itu sendiri. Lalu zat pewarna yang tidak cocok dikonsumsi, malah digunakan sebagai pewarna makanan maupun penyedap. Sebenarnya bahan makanan yang untuk bahan makanan itu sndiri yah tidak apa-apa. Bahan makanan tambahan yang tidak seharusnya dikonsumsi malah membuat bertambahnya keganasan pemicu kanker.

Kalau makanan kaleng bagaimana?

Jika makanan kaleng itu sendiri menjaga kualitas maka itu tidak masalah. Dan jika dikonsukmsi selayaknya itu juga tidak bermasalah. Tetapi kalau penggunaan yang berlebih dan tidak sesuai maka bisa saja terjadi.

Lalu bagaimana kerja BPOM sendiri? Tanggapan Anda?

Belum tentu pengolahan atau dalam distribusi mengalami kerusakan cukup berpengaruh. Belum ada regulasi lebih lanjut yang tepat terhadap tindakan penangan terhadap bahan makanan itu sendiri. Belum diuji klinis secara ketat seperti obat yang sudah melalui tahap-tahap pengujian klinis.

Apa makanan dari Cina yang mengandung bahan melamin tersebut berdampak pada manusia dan menyebabkan Kanker?

Biasanya untuk meningkatkan protein, melamin dalam waktu jangka lama bisa memicu kanker itu sendiri.

Dalam artikel ini terdapat kutipan “bahan lain yang berpotensi memicu kanker adalah pestisida“? Memangnya zat apa yang terdapat dalam pestisida?

Jelas saya tidak tahu, pestisida itu kan zat kimia dalam bentuk kontaminan yang sudah berjangka waktu lama, sehingga terdapat pemicu kanker, pertumbuhan sel genetika tidak terkendali. Cepatnya pertumbuhan yang tidak terkendali. Sebagai pembunuh hewan dalam tumbuhan kan pestisida itu, hewan saja bisa mati, gimana kita yang manusia kan.

Lalu sejauh mana usaha para dokter menanggapi kasus ini?pencegahan?

Kanker merupakan penyakit generatif, banyaknya timbul penyakit ini yah dari makanan. Lebih kearah menjaga makanan-makanan yang seimbang, mengatur tinggi lemak, seimbangkan pola makan 4 sehat 5 sempurna. Semua itu tergantung jenis kanker, apa itu kanker payudarah, kanker apapun. Dan pengobatannya pun ada yang di kemoterapi, radiasi, juga operasi semua kembali tergantung pada jenis kanker dan kanker stadium berapa. Walaupun makanan yang dikonsumsi tidak alami tetapi aman, itupun tidak perlu di permasalahkan dalam skala yang besar. Tetapi, ini semua kembali lagi ke diri masing-masing dan keinginan untuk sembuh atau tidak dari kanker itu sendiri. Jangan berpasrah saja.

Faktor-faktor lain selain faktor genetika?

Genetika tidak pasti membuat keturunan berikutnya mempunyai kanker juga. Makanan sih yang lebih diutamakan agar tidak timbul penyakit itu. Bukan tidak timbul yah, tetapi mencegahnya.

Makanan yang paling berbahaya?

Saya tidak bisa berkata apa yang paling berbahaya, itu bukan kewenangan saya. Tetapi lebih dilihat dari pengemasan dan penyimpanannya juga sih..

Menurut Anda kanker itu sendiri apa?

Kanker itukan hilangnya kontrol untuk sel memperbanyak diri, sehingga pertumbuhan sel itu sendiri tidak terkendali.Kanker merupakan penyakit genetika. Yaitu keturunan, tetapi tidak semua penderita kanker juga pasti akan timbul penyakit knker. Dipengaruhi oleh gen inti sel. Kanker itu juga merupakan kesalahan sistem imun juga yah.

Sebagai dokter apa anda selektif dalam memilih makanan?

Semua orang mencari makanan yang sehat. Tidak ingin sakit. Ya saya sebagai dokter yang juga manusia juga mencari yang sehat-sehatlah. Yang alami kalau bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar