Senin, 22 Desember 2008

pelatihan Lapangan 1.. PL1

REVISI/PL1/Wawancara/A/2008 Eka Harumi Sediaswati

210110070090

Ahli Gizi Fakultas Kedokteran UNPAD, Dr Nuraisiah SpGK

Bahan-Bahan Makanan Pemicu Kanker

Beberapa jenis bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat di Tanah Air ternyata berisiko tinggi memicu tumor ganas atau kanker. Untuk mencegah serangan-serangan penyakit yang mematikan itu, masyarakat hendaknya mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang serta menu bervariasi. Selain bahan makanan, genetik atau keturunan dan juga faktor lingkungan pun mampu memicu kanker itu bertumbuh. Tetapi, nyatanya makanan tetap menjadi pembunuh nomor satu sebagai pemicu kanker (Kompas, 3/11).

Jenis bahan makanan tersebut pastilah mengandung zat-zat kimia berbahaya yang terkandung pada bahan-bahan makanan seperti sayur-mayur akibat penggunaan pestisida, kuman-kuman pada air minum dan pemakaian minyak goreng yang berulang-ulang. Bahan makanan tersebut sangatlah berpotensi sebagai pemicu kanker. Jika dari diri kita sendiri tidak berusaha sadar untuk menerapkan pola hidup sehat, maka jelas potensi penyakit kanker itu akan ada dan sangat besar. Jika tak ada usaha menghindari pencegahan penyakit mematikan ini, maka tingkat kematian akibat kanker akan semakin tinggi, begitu pula dengan biaya terapi yang sangat mahal akan menghambat penyembuhan. Kanker itu sendiri merupakan penyakit genetika atau keturunan. Jadi terhadap yang mempunyai kanker menjaga pola makan yang seimbang sangatlah dibutuhkan.

Apakah pihak kedokteran sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengobati penyakit kanker ini? Sejauh mana pengobatan yang telah dilakukan oleh kedokteran? Apa tanggapan dokter gizi mengenai ini?

Untuk menjawab masalah yang sangat serius ini, wartawan Jatinangor, Eka Harumi Sediaswati mewawancarai Dr Nuraisiah selaku pakar Gizi pada Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK UNPAD) Jatinangor, di sebuah restaurant fast food, Jatos, Jl. Raya Bandung Sumedang, Jatinangor, Jumat (14/11) pukul 11.30 siang. Pakar gizi yang bertempat tinggal di Jl. Karang Arum No. 312 Sukajadi, Bandung, juga pernah melakukan riset yang berkaitan dengan obesitas. Dr Nuraisiah SpGK (Spesialis Gizi Klinik) ini selain sebagai pakar gizi, ia juga berprofesi sebagai dosen pengajar pada mata kuliah Ilmu Gizi tingkat 4 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jurusan Ilmu Gizi.

Berikut petikan wawancara dengan Dr Nuraisiah.

Bahan makanan apa saja yang mengandung pemicu kanker?

Yang saya alami itu dan saya ketahui seperti penggunaan minyak goreng yang berulang-ulang, makanan kaleng yang berisi komposisi zat pengawet yang melebihi batas dosis tertentu pasti dapat memicu timbulnya kanker itu sendiri. Lalu zat pewarna yang tidak cocok dikonsumsi, malah digunakan sebagai pewarna makanan maupun penyedap. Sebenarnya bahan makanan yang untuk bahan makanan itu sndiri yah tidak apa-apa. Bahan makanan tambahan yang tidak seharusnya dikonsumsi malah membuat bertambahnya keganasan pemicu kanker.

Kalau makanan kaleng bagaimana?

Jika makanan kaleng itu sendiri menjaga kualitas maka itu tidak masalah. Dan jika dikonsukmsi selayaknya itu juga tidak bermasalah. Tetapi kalau penggunaan yang berlebih dan tidak sesuai maka bisa saja terjadi.

Lalu bagaimana kerja BPOM sendiri? Tanggapan Anda?

Belum tentu pengolahan atau dalam distribusi mengalami kerusakan cukup berpengaruh. Belum ada regulasi lebih lanjut yang tepat terhadap tindakan penangan terhadap bahan makanan itu sendiri. Belum diuji klinis secara ketat seperti obat yang sudah melalui tahap-tahap pengujian klinis.

Apa makanan dari Cina yang mengandung bahan melamin tersebut berdampak pada manusia dan menyebabkan Kanker?

Biasanya untuk meningkatkan protein, melamin dalam waktu jangka lama bisa memicu kanker itu sendiri.

Dalam artikel ini terdapat kutipan “bahan lain yang berpotensi memicu kanker adalah pestisida“? Memangnya zat apa yang terdapat dalam pestisida?

Jelas saya tidak tahu, pestisida itu kan zat kimia dalam bentuk kontaminan yang sudah berjangka waktu lama, sehingga terdapat pemicu kanker, pertumbuhan sel genetika tidak terkendali. Cepatnya pertumbuhan yang tidak terkendali. Sebagai pembunuh hewan dalam tumbuhan kan pestisida itu, hewan saja bisa mati, gimana kita yang manusia kan.

Lalu sejauh mana usaha para dokter menanggapi kasus ini?pencegahan?

Kanker merupakan penyakit generatif, banyaknya timbul penyakit ini yah dari makanan. Lebih kearah menjaga makanan-makanan yang seimbang, mengatur tinggi lemak, seimbangkan pola makan 4 sehat 5 sempurna. Semua itu tergantung jenis kanker, apa itu kanker payudarah, kanker apapun. Dan pengobatannya pun ada yang di kemoterapi, radiasi, juga operasi semua kembali tergantung pada jenis kanker dan kanker stadium berapa. Walaupun makanan yang dikonsumsi tidak alami tetapi aman, itupun tidak perlu di permasalahkan dalam skala yang besar. Tetapi, ini semua kembali lagi ke diri masing-masing dan keinginan untuk sembuh atau tidak dari kanker itu sendiri. Jangan berpasrah saja.

Faktor-faktor lain selain faktor genetika?

Genetika tidak pasti membuat keturunan berikutnya mempunyai kanker juga. Makanan sih yang lebih diutamakan agar tidak timbul penyakit itu. Bukan tidak timbul yah, tetapi mencegahnya.

Makanan yang paling berbahaya?

Saya tidak bisa berkata apa yang paling berbahaya, itu bukan kewenangan saya. Tetapi lebih dilihat dari pengemasan dan penyimpanannya juga sih..

Menurut Anda kanker itu sendiri apa?

Kanker itukan hilangnya kontrol untuk sel memperbanyak diri, sehingga pertumbuhan sel itu sendiri tidak terkendali.Kanker merupakan penyakit genetika. Yaitu keturunan, tetapi tidak semua penderita kanker juga pasti akan timbul penyakit knker. Dipengaruhi oleh gen inti sel. Kanker itu juga merupakan kesalahan sistem imun juga yah.

Sebagai dokter apa anda selektif dalam memilih makanan?

Semua orang mencari makanan yang sehat. Tidak ingin sakit. Ya saya sebagai dokter yang juga manusia juga mencari yang sehat-sehatlah. Yang alami kalau bisa.

jadi perawat dong

yampun, temen-temen gw sakit doong..
gw rasa gr2 kecapean ngerjain tugas n maen, masuk angin n sakit jiwa udh jadi penyakit kseharian dah pokonya,hehhee
gw aj br kelar dr sakit, ehh temen2 gw pd tumbang..
td mlm gw br ajj ngerokin badannya martin, anjrit, merah2 donk, untung ajj dy g kena angin duduk,tp yang gw heran,, dy yang gw kerokin tapi gw yang ngeluarin angin, aneh yah, hahahaha..
para senior tega nian sih ngasih kita tugas, gw ngerti c tujuan dy untuk ngasih tugas itu buat kita ngasih pengalaman yang g akan di lupakan..
tapi ini mah banyak abis, tugasnya makin lama makin g ngasih kita waktu buat istirahat..
hr ini, di kosan gw jg pada dtg noh bocah-bocah yang masuk angin, kosan gw berasa karantina orang penyakitan semua.. hahahhaa

tapi gw c cuma bisa ngasih semangat buat lo2 pada.. karna perjuangan kita akan segera berakhir dengan indah..

lets go to LEMBANG....!!!!!!!!!

semangat,hahahahhaa


-eka.harumi- 210110070090

Kisah Sukses Seorang Wirausaha Dalam Bidang Makanan

PL2/Wawancara/A/2008 Eka Harumi Sediaswati

210110070090

Swandani Kumarga.

Kisah Sukses Seorang Wirausaha Dalam Bidang Makanan

Begitu banyak cerita kisah sukses wirausaha-wirausaha yang memulai kariernya dari nol. Mereka berjuang selama bertahun-tahun untuk membangunkan usahanya. Mereka berusaha keras dan tahap demi tahap membuat usahanya menjadi semakin maju. Untuk mempertahankan usahanya dalam dunia persaingan dibutuhkan kecerdasan dan keinginan yang kuat untuk tetap bertahan di dunia usaha itu sendiri. Keuletan dan tekad merupakan modal utama dalam menjalankan usaha yang ingin dikembangkan. Kisah-kisah mereka inilah yang bisa kita jadikan panutan dan inspirasi bagi masyarakat agar terdorong rasa keinginan untuk membuka usaha yang bisa menguntungkan banyak orang.

Salah satu dari sekian restoran tradisional tersebut yaitu Dapur Solo (DS). Rumah makan yang terletak di kawasan Sunter ini menyajikan aneka makanan Jawa, khususnya dari Solo. Makanan tradisional yang bervariasi di restaurant Dapur Solo ini merupakan tujuan untuk memopulerkan aneka makanan yang pada saat ini cenderung merupakan makanan barat seperti Burger, Hotdog, Pizza, Pasta dan masih banyak makanan barat lainnya. Pengusaha Dapur Solo ini dalam membangun usaha makanan tradisional, benar-benar dimulai dengan keringat dan tekad yang keras. Banyak usaha-usaha yang bisa kita ciptakan untuk membuat diri kita menjadi semakin mandiri. Dampak positifnya dalam membangun usaha ialah terbukanya lapangan kerja bagi orang lain, membangun perekonomian banyak orang dan membantu perekonomian negara. Kita lihat salah satu keberhasilan ekonomian karena adanya usaha-usah ayang dirintis masyarakat negara Indonesia yang sadar akan perlunya membangun sebuah usaha untuk kelangsungan hidup mereka dan orang lain.

Bagaimana kisah perjuangan Swandani Kumarga dalam membangun usahanya yang dirintis dari nol ini? Sejauh mana pemilik Dapur Solo berhasil mempopulerkan makanan tradisional disini? Apa kiat-kiat sukses yang Swandani Kumarga berikan terhadap masyarakat banyak? Bagaimana pula ia berhasil menyaingi saingan-saingannya dalam kancah dunia bisnis?

Untuk menjawab persoalan diatas, mahasiswa Jurnalistik FIKOM UNPAD, Eka Harumi Sediaswati mewawancarai narasumber yang berkaitan dengan topik saya yaitu Ibu Swandani Kumarga, Pemilik Dapur Solo, di Restaurant miliknya Dapur Solo, Sabtu (29/12) pada 11.45 siang. Dapur Solo yang terletak di Jl Danau Sunter Utara Blok R-35, Jakarta Utara, yang bertempat tinggal tak jauh dari restaurantnya di Jl Danau sunter Utara Blok R-21, Jakarta Utara, Ia juga mempunyai cabang di daerah Melawai, Jakarta Selatan.

Berikut petikan wawancara dengan Ibu Swandani Pemilik Dapur Solo.

Sudah sejak kapan anda memulai usaha ini?

Dari awal mulanya pada tahun 1986-an. Waktu anak saya baru lahir.

Siapa yang menginspirasikan Anda terhadap usaha ini?

Awalnya bukan terinspirasi, tetapi karena ingin membantu suami untuk mencari uang, kan uang tidak harus dari kantong suami, karena saya hobi makan rujak juga yah. Jadi pertama kali saya menjual rujak dulu. Bertahap gitu.

Dimana Anda pertama kalinya memasarkan produk ini?

Dari rumah ke rumah, Door to door, tetangga lewat mulut ke mulut. Dengan selembaran. Hanya berawal dari garasi rumah, hanya dapur rumah. Sebenarnya niat saya cuma ingin menjual rujak, akhirnya saya coba-coba, lalu menulis saya dikertas A4 dan dibagi dua, tulisannya juga hanya menyediakan rujak dan es jus. Hanya rujak dan es buah saja yang saya jual waktu itu.

Berapa modal yang Anda keluarkan untuk membuka usaha ini?

Modal saya hanya Rp 100rb, waktu itu Rp 100rb hanya bisa mendapatkan gilingan es, buah-buahan, juga kurang lebih gelas 2-3 lusin. Orang bilang usaha harus pake modal besar, tetapi bagi saya modal tekad, niat, ulet dan keberanian. Menurut saya ini yang menjadi modal dasarnya.

Pertama kalinya tanggapan masyarakat terhadap produk Anda?

Mereka tadinya menganggap hanya main-main, tetangga juga hanya kasian. Tetapi saya tidak malu, karena saya tidak mencuri. Usaha saya juga mendapatkan respon positif dari anak sekolah, tetapi saya tidak malu, orang duit yang saya dapatkan halal. Kalau kita semua dijalan yang benar ngapain malu. Pada dasarnya kita tidak perlu malu untuk memulai sebuah usaha.

Bisa menceritakan tentang keluarga Anda?

Keluarga saya, kebetulan latar belakang orang tua saya memang dagang sembako. Kalau orang bilang ada bakat turunan, padahal menurut saya bukan bakat, karena sebenarnya semua orang mempunyai bakat, tinggal orang tersebut ingin menggali bakat tersebut atau tidak.

Sejauh mana keluarga Anda men-support usaha yang Anda lakukan sekarang?

Keluarga saya sangat men-support sekali usaha saya ini, terutama suami saya sangat membantu. Karena biasanya perempuan mempunyai usaha dirumah bisa sambil mengurus anak. Dulu suami saya bekerja sebabgai proyek manager, tetapi akhirnya kita berdua membangun usaha ini bersama-sama, hingga menjadi sebesar ini. Anak saya perempuan, umurnya 24 tahun. Saya hanya memiliki satu putri yang bekerja di HSBC. Semua ini, usaha dan keluarga telah diberkati oleh tuhan. Dan karena Tuhan telah memberikan kepercayaan kepada kita.

Motif apa yang anda miliki sehingga memilih untuk membangun sebuah usaha ini?

Karena kita ingin mempopulerkan makanan tradisional, dan ingin mempertahankan budaya makanan indonesia, membuat makanan tradisional sejajar dengan makanan lainnya. Obsesi saya hanya itu. Ingin mengangkat makanan tradisional dan mengalahkan makanan barat.

Bisa ceritakan lebih detail lagi awal mula adanya usaha ini?

Selangkah demi selangkah saya kerjakan dengan tekun. Akhirnya setelah ditekuni selama 5 tahun, usaha ini menjadi lebih besar. Omset awal hanya Rp10rb. Mulai setiap bulan mengalami peningkatan, omsetnya mencapai Rp50rb sampai Rp100rb perhari dan saya juga mempunyai target, jadi setiap bulannya harus mengalami peningkatan. Suka dukanya, jika masyarakat bosan dengan hanya variasi makanan yang itu-itu saja. Akhirnya saya menambahkan gado-gado sebagai inovasi baru terhadap makanan. Hanya melihat pembuatan gado-gado, kita mencoba-coba. Testernya suami dan tetangga. Intinya selalu berdoa, kalau mendapatkan ide, pasti mencoba ide baru itu. Karena tester tersebut berhasil, akhirnya kita memasukan gado-gado sebagai menu baru kita.

Sudah berapa banyak cabang yang anda dirikan?

Punya 1. Saya ada cabang di Daerah Melawai, Jakarta Selatan. Saya tidak mau latah karena wirausaha-wirausaha yang sudah sukses membuka banyak cabang karena ingin menjadi semakin terkenal.

Dalam persaingan dunia bisnis, sejauh mana anda bisa menyaingi wirausaha-wirausaha lainnya?

Bagi saya tidak merasa ada saingan. Saya menganggap semua teman untuk saling mengembangkan. Kalau merasa saingan, kita bertekad untuk mengalahkan. Saingan adalah sahabat. Bersaing dalam kreativitas. Setiap orang berbeda-beda cara mengembangkan usahanya. Tetapi tergantung bagaimana kita merangkul semuanya menjadi teman. Kalau persaingan semakin banyak, itu berarti perekonomian negara kita semakin terangkat. Banyaknya lapangan kerja yang senakin banyak terbuka. Dan kita bersaing secara sehat dan secara kreativitas. Tidak ada sirik atau iri terhadap pesaing lain.

Pernahkah Anda mengalami kegagalan dalam berwirausaha?

Saya tidak pernah mengalami kegagalan. Karena saya melakukannya dengan bertahap. Tidak pernah mengalami kegagalan besar yang benar-benar membuat bangkrut. Karena mungkin saya tidak langsung menginginkan usaha yang langsung berhasil. Tidak ada rugi dalam makanan kecuali benar-benar rugi besar. Kecuali kita tidak mampu bersaing, kemungkinan besar akan rugi tentu saja ada.

Untuk memuaskan konsumen apa yang anda lakukan terhadap produk-produk anda?

Menjaga kualitas tentunya, kemudian kebersihan, service-nya juga harus sebaik mungkin bisa dijaga, suasana rumah makan yang nyaman, dan rasa makanan itu sendiri menjadi taste utama yang menarik pembeli, harga juga sesuai kantong masyarakat. Jangan menjadi latah, jangan melihat untung saja. Jangan ikut-ikutan latah jika pesaing lain menaikkan harga.

Bisakah Anda membagikan kiat-kiat sukses yang Anda jalani? Bisakah Anda memberikannya kepada masyarakat?

Tentu saja. Kenapa tidak. Semua orang berhak membuat usahanya masing-masing agar menjadi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Sebetulnya kalau kita mau berusaha, modal usaha itu adalah tekad, berdoa karena kita punya tuhan, meminta hikmat, intinya percaya bahwa tuhan punya rencana atas semua yang kita kerjakan. Kita sebagai manager pengelola, kalau dipercaya oleh tuhan, maka kita harus memegang kepercayaan itu. Sedikit demi sedikit pasti usaha kita akan maju.

Sudah berapa banyak pegawai Anda miliki?

100 karyawan, sudah termasuk cabang yang di Melawai. Dari 1 orang karyawan hingga sekarang karena tuhan. Itu merupakan kepercayaan Tuhan pada kita. Amanah kalau menurut agama saya.

Bagaimana Anda mengayomi karyawan-karyawan Anda?

Menganggapnya sebagai keluarga sendiri, kalau punya salah ditegur juga. Tidak ada salah yang didiamkan. Selama dia masih mengerti dikasih tahu yah kita juga harus bisa mengerti. Ada kalanya kita harus bersikap keras jika memang sudah melewati batas.

Boleh tahu, berapa omset setiap hari/bulannya yang Anda terima?

Kalau menurut saya, termasuk ok sih. Sehari rata-rata Rp5 juta/hari atau Rp150juta/bulan, tidak usah sombong kita sebagai orang. Tahun depan saya berencana membuka Perseroan Terbatas atau PT, yang awalnya dari perseorang, dan hanya wirausaha sendiri, manajemen yang baik, bekerja sama kepada orang lain, dan menambah partner dalam usaha. Wirausaha tidak ada kata pensiun. Karena wirausaha tidak pernah mengenal umur. Untuk Target sekarang, saya masih punya mimpi, yaitu tetap mempopulerkan makanan tradisional diantara makanan internasional. Kalau tuhan mengijinkan tahun depan saya akan membuka Perseroan Terbatas yang partnernya yah teman-teman saya sendiri. Tahun depan saya berniat membuka Fitness Center, Butik dan Female Gym. Rancangannya pun sudah ada dan dibuat oleh arsitektur yang handal. Nanti saya perlihatkan.

Penghargaan apa yang telah diberikan kepada Dapur Solo?

Pak Bondan dalam Wisata Kuliner telah memilih rumah makan ini untuk masuk dalam salah satu episode diacaranya. Kemudian terpilih menjadi sepuluh besar makanan Indonesia dalam Visit Indonesia. Dan juga masuk kedalam majalah Garuda

Niat membuka cabang di luarkota?

Sangat berniat. Banyak orang menyuruh saya untukmembuka cabang di luarkota. Tetapi bukan karena uang, tapi kita tidak melihatnya dari sisi uang. Di Solo sendiri belum ada Dapur Solo atau DS ini. Nama Dapur Solo ini diambil agar orang dengan gampang mengingatnya. Nama Kota Solo sendiri belum bisa saya patenkan. Tetapi kalau dapur solo bisa saya patenkan. Karena saya tidak ingin latah mengikuti keinginan, maka saya melakukannya secara bertahap dan tergantung rejeki saja. Sejalannya sajalah yang dikasih tuhan kepada saya.

Apakah Anda merupakan warga asli solo?

Yah tentu saja, saya orang asli Solo, di Kota Laten.

Target sekarang karena semua sudah dimiliki?

Saya tetap mempertahankan obsesi saya, yaitu mempertahankan makanan tradisional diantara makanan lainnya. Saya ingin mengalahkan makanan barat dengan cita rasa khas makanan tradisional asli Indonesia. Membuat makanan Indonesia sejajar dengan makanan luar lainnya. Seperti yang saya katakan tadi di awal.


Biodata Narasumber

Nama : Swandani Kumarga

Tempat, Tanggal, Lahir : Solo, 10 Desember 1961

Alamat Kantor : Jl. Danau Sunter Utara Blok R-35

Alamat Rumah : Jl. Danau Sunter Utara Blok R-21

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : Lulusan Perhotelan NHII

Rabu, 17 Desember 2008

refleksi mata kuliah wawancara

Refleksi/Wawancara/2008 Eka Harumi Sediaswati

210110070090

Refleksi Mata Kuliah Wawancara

Wawancara… dosennya Pak Sahala? Nggak kebayang deh gimana nanti… mendengar cerita tentang Pak Sahala dengan tugas yang menumpuk, wuuuuaaaah bikin deg-degan buat memulai mata kuliah Pak Sahala. Pertama-pertama kuliah Pak Sahala dimulai, yaampu,bener dong kita dikasih daftar buku-buku yang harus dipakai untuk mata kuliahnya. Ada 36 buku yang harus kita punya untuk selama mata kuliah wawancara ini. Entah itu minjem di perpus ataupun beli sendiri. 36 booo… heboh abis, huuufff.

Oiya Pak Sahala itu nggak pernah telat lho, dia selalu on time kalo masuk ke kelas. Udah gitu, dia orang yang rendah hati, padahal wartawan mana sih yang g kenal dia. Sangat terkenal, dengan kritikan-kritikannya yang tajam. Dia selalu bercerita bahwa, seseorang wartawan jangan pernah percaya dengan satu kebenaran yang telah diterimanya. Mencari-cari informasi dari segala sumber itu yang harus dilakukan. Wartawan itu tidak kenal lelah dan tidak kenal tidur. Tugas pertama Pak Sahala, udah disuruh ngerangkum aja, tugas kedua, ngerangkum juga tapi lebih banyak. Yang ketiga, malah, lebih banyak lagi buku yang harus dirangkum. Gila, harus adaptasi gini. Tugas berikutnya, lebih sulit dari sebelumnya. Apalagi kalo udah kena revisi, berasa dapet tugas dobel gini.

Tugas yang paling berat itu kalo pas dapet tugas ngerangkum sama dapet PL. yampun, itu udh bingung aja gimana cara ngebaginya. Tugas ngerangkum itu bukunya banyak, apalagi ribetnya kalo udh sampe pembahasan tuh. Beeeeeh…. Pusing mau pake buku apa. Trus, kalo PL, nyari narasumbernya dooong.. susah banget. Trus waktunya Cuma satu minggu lagi.

Mau cerita aaaah…

PL 1, ngambil bahan berita dari Koran hari senin, berita langsung gitu. Ternyata, kita harus nyari narasumber yang seorang “ahli” yang berkaitan dengan berita tersebut. Harus seorang ahli, ataupun ilmuwan. Pak Sahala mengajarkan kita, agar berani dengan orang asing. Memang sih untuk membuat janji dengan seorang ahli, haruslah membutuhkan waktu dan sangat tidak mudah. Saya mengambil berita mengenai kesehatan makanan yang berhubungan dengan penyakit kanker. Saya bingung harus mengambil narasumber siapa yang harus saya wawancarai, akhirnya, saya berinisiatif untuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin. Dan mewawancarai ahli Onkologi disana.

Tetapi sangat sulit, karena seorang dokter yang juga ahli onkologi itu sangatlah sibuk. Akhirnya saya mendatangi Fakultas Kedokteran di UNPAD, dan mencari ahli gizi. Saya mendapatkan ahli gizi itu, ternyata ia sedang makan siang di Jatos, dan saya pun mendatanginya. Wawancara berjalan dengan lancar. Kesan pertama saya mewawancarai narasumber, ternyata mengasikkan dan menantang. Karena tidak mudah membuat orang yang diwawancarai itu memberikan semua informasi yang dibutuhkan.

Yang menarik juga saat menjalankan PL2, yaitu mewawancarai seorang pengusaha yang sudah punya nama dan usahanya itu benar-benar harus dimulai dari nol dan menjadi sebuah usaha yang besar. Saya mencari dan mencari. Bertanya kepada ibu saya. Tetapi hasilnya hanya sia-sia. Akhirnya saya mencari dari internet di peluanng usaha. Saya membaca artikel mengenai usaha Swandani. Seorang ibu rumah tangga yang ingin membantu suami dalam mencari uang. Akhirnya ia berinisiatif untuk membuka usaha rujak bikinan sendiri dan menjualnya di garasi rumahnya. Dengan perjuangan yang berat selama hampir 23 tahun ia membangun usaha dengan susah payah. Akhirnya ia mendapatkan semua impiannya untuk membangun usaha di bidang makanan tradisional tersebut.

Dalam wawancara kali ini saya sangat senang. Karena narasumber yang saya wawancarai ini sangatlah baik. Pertama-tama, saat datang di ke rumah makan Swandani yang bernama Dapur Solo di kawasan Sunter Utara ini. Saya langsung di sambut oleh semua karyawannya. Dan ternyata siang itu mereka sedang melakukan briefing yang dilakukan setiap hari. Tujuan briefing itu sendiri untuk mempererat tali persaudaraan diantara bos dan karyawannya. Swandani merupakan pemilik yang sangat memperhatikan para karyawannya. Saat melakukan wawancara juga Swandani pun begitu terbuka saat memberikan semua cerita dan pengalamannya tentang membangun usaha ini. Ia pun memberikan suguhan kepada saya untuk mencicipi semua menu makanannya. Dan ternyata memang semua makanan Dapur Solo itu memang sangat lezat. Waaaah... tidak salah saya memilih narasumber ini. Bukan karena saya disuruh mencicipi makanannya lho... tetapi karena memang Ibu Swandani sangatlah terbuka kepada semua orang. Ia pun bercerita bahwa ia ingin cerita dan pengalamannya itu bisa menjadi inspirasi banyak orang.

Untuk PL3 yang ketiga ini belum dilakukan wawancaranya. Saya akan melakukan wawancara ini pada hari Kamis esok tanggal 18 Desember 2008. Wawancara kali ini mengenai “Perempuan dalam Politik“. Narasumbernya harus seorang perempuan tentunya. Yang tertantang dalam wawancara kali ini, adalah kita diharuskan mewawancarai orang penting, yaitu anggota DPR ataupun caleg DPR pemilu 2009. Betapa sulitnya mendapatkan narasumber caleg ataupun anggota DPR. Saya pun bercerita kepada teman saya. Dan ternyata, ibu teman saya itu adalah seorang caleg. Betapa beruntungnya saya. Saya pun membuat janji Kamis ini. Saya pun belum mendapatkan kesan dalam wawancara kali ini, karena saya belum melaksanakan wawancara kali ini.

Dalam semua tugas-tugas dan pelatihan yang saya laksanakan ini, saya mengambil kesan bahwa Pak Sahala mengajari kami semua agar bisa mandiri dan membaca banyak sekali buku. Karena seorang wartawan harus terbuka otaknya dan sebelum melakukan wawancara sebaiknya otak kita diisi dengan pengetahuan-pengetahuan mengenai apa yang akan kita tanyakan kepada narasumber.

baru bikin blog niii

pas lg bikin ini blog, jm 6 pagi smbil ngerjain tgs kombang yang musti dikirim ntar sore, soalnya bsk udh deadline.. rese
yampun gw blom bkin tgs oj, yg biki transkrip wawancara radio, gmn niiiiiiii........
gw cape tw, mana gw sakit pula..
oiyaa, galih maap g bs nemenin lo wawancara, nyokap ngomel2 ni gr2 gw sakit, map y map